Minggu

reposisi: bulan*

Kamu seperti sengaja menungguku di ujung gang gelap itu. Aku langsung mendongak ketika kamu mencolek daguku yang berminyak. Kamu tampak riang, tertawa lebar sampai habis wajahmu tertutup senyuman.

Jauh sekali, aku berpikir. Entah sudah berapa jam kamu membulat diatas sana. Siapa lagi yang akan kamu tunggu, setelah aku masuk dan tidak akan keluar sampai pagi? Entahlah.

Kalau bisa, aku ingin menarikmu turun, rasanya iri melihatmu bisa tertawa seperti itu di atas sana. Aku ingin berbincang, tertawa lepas, dan membagi cerita harapan dengan kamu. Jangan berkhayal, ini katamu ketika aku berkomat-kamit dalam hati sambil terus mendongak.

Mungkin aku hanya ingin naik sebentar dan meminjamimu cermin yang selalu ada di tasku. Aku ingin kamu membagi keindahanmu dengan dirimu juga. Biar kamu lihat sinar keperakanmu yang tidak pernah berkedip. Biar kamu merasa bangga, bagaimana kamu tampak menonjol diantara langit pekat yang tidak berbintang. Apa kamu masih menolakku untuk terbang ke atas sana, sekedar meminjamimu cermin?

-Untuk bulan diatas sana-


*Tulisan ini saya posting di facebook bulan April tahun lalu. Saya menulis ini beberapa jam setelah pulang kantor, dan sehabis disapa bulan di gang kost saya dulu. Kemarin, saya melewati jalan kost saya ini dan saya jadi kangen. Waktu melihat-lihat note saya di facebook yang sudah lamaaaaa banget tidak saya buka, saya menemukan tulisan ini. Akhirnya saya copy kesini. Mudah-mudahan bisa menjadi penawar rindu:).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar