Jumat

kartu pos


Kadang saya ingin menjadi kartu pos. Kartu pos berwarna cokelat muda yang di atasnya melintang garis tengah dengan warna cokelat yang lebih tua. Saya tidak akan menulis banyak keterangan di dalamnya, cukup nama pengirim dan lokasi tujuan saya. Oh, dan saya juga tidak akan mengirimkan diri saya untuk siapapun di tempat tujuan. Tidak baik terlalu sering merepotkan orang.

Saya sudah merencanakan beberapa tempat tujuan, tanpa alamat yang jelas. Saya pikir, ada baiknya jika nanti saya tersesat sedikit (atau banyak). Belum banyak list-nya karena masa-masa berlibur saya pun sepertinya masih lama.

Pertama adalah pabrik harum manis. Sederhananya, karena saya menyukai harum manis. Beberapa tahun lalu, seorang pedagang harum manis bilang kalau pabrik harum manis ada di Tanah Abang. Waktu itu, setelah membayar sekian ribu dan berjalan ke gedung kantor, saya langsung keringetan sendiri membayangkan Tanah Abang. Bukan tempat yang terlalu menyenangkan, tetapi mungkin suatu saat saya perlu mengirim diri saya ke sana.

Kedua adalah awan. Kalau sedang mendengarkan curhat daun-daun yang bosan hidup, saya sering menengok ke atas dan "melihat" kehidupan lain di sana. Saya melihat bantal-bantal empuk yang berserakan di ranjang langit. Saya melihat tubuh kelinci-kelinci putih yang bergelung seperti benang wol. Saya melihat bergumpal-gumpal busa yang sepertinya asyik untuk dipukul-pukul. Saya ingin membuktikan dugaan saya dan berkunjung ke sana. Mungkin saya akan datang di siang hari yang cerah dengan membawa payung biru.

Ketiga adalah Pantai Merak. Untuk yang ini, mungkin saya tidak akan tersesat. Di dalam buku-buku wisata, pantai ini mungkin tidak masuk dalam daftar wajib didatangi. Untung saja matahari masih mau membagi senjanya di sana, kalau tidak, mungkin muda mudi kurang kerjaan juga malas datang ke sana....karena pantainya memang biasa saja. Tapi saya ingin. S A N G A T ingin, malah. Memori saya menyimpan sesuatu yang menyenangkan tentang pantai ini. Dan saya benar-benar merindukan aroma daun dari pohon entah apa namanya yang belum pernah saya hirup di tempat lain, kecuali di pantai ini. Mungkin saya harus menaruh kartu pos ini di urutan atas.

Keempat adalah ranjang di siang hari. Ranjang dan matahari siang adalah perpaduan yang sempurna. Tubuh saya menyukai ranjang hangat yang dipanasi matahari dari balik jendela. Dan mata saya menyukai potongan bayang-bayang jendela yang jatuh di dinding. Setelah semua pekerjaan selesai, saya akan segera mengirim kartu pos ke sana. 


NB: Destinasi diberitahukan selanjutnya.

....
Saya masih memerlukan beberapa menit (mungkin lebih dari 30 menit) untuk menulis ulang semua list tujuan kartu pos saya. Tapi matahari mulai menarik diri dari dalam ruangan. Angin juga mulai bangun, satu-satu. Dan aroma sore tiba-tiba saja sudah tercium di ujung hidung. Saya tergoda menyeruputnya. Dan lagi, saya berkali-kali salah mengklik tab dan yang muncul adalah pekerjaan yang seharusnya mulai saya kerjakan. Jadi...yah mungkin lain kali dilanjutkan. Selamat hari Senin sore :).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar